Saat ini di bioskop-bioskop tanah air sedang diputar The Hobbit: An Unexpected Journey. Seperti yang sudah banyak diketahui, The Hobbit dan The Lord of the Rings (LOTR) diciptakan oleh novelis yang sama J.R.R. Tolkien. Bedanya, novel LOTR dibuat dengan ribuan lembar buku, sementara novel The Hobbit “hanya” ratusan. Karena itulah ada banyak hal yang berbeda di film The Hobbit dibandingkan  novelnya.

”The Hobbit dibuat J.R.R. Tolkien sebagai bacaan untuk anak-anak. Karena itu, bukunya dibuat tidak terlalu detail. Jadi, orang tua bisa membaca satu bab setiap malam untuk anaknya. Dan itu berarti memang belum banyak terdapat pembangunan karakter di sana. Tidak ada banyak konflik. Dan kami ingin film ini bisa lebih banyak menunjukkan konflik yang kuat. Karena itulah film ini saya anggap sebagai ‘expanded version’ dari novel The Hobbit,” ujar Peter Jackson dalam wawancara dengan CBS.

The Hobbit akan hadir dalam trilogi. Dua seri lainnya adalah The Desolation of Smaug (2013), and There and Back Again (2014). Namun sebenarnya, film ini direncanakan hanya hadir dalam dua potong seri. Dengan novel yang jumlah halamannya tak begitu panjang, Peter membuat film yang jumlah serinya sama dengan LOTR. Mungkin sebagian orang jadi bertanya, apa saja cerita yang dibuat Peter Jackson di film berikutnya. Tapi, ketika ditanya mengenai bocoran cerita seri lanjutan, Peter Jackson menolak menjawab. “Kami menulis skenario lagi dan memfilmkan-nya. Secara keseluruhan, yang pasti ceritanya berdasarkan pada novel. Tapi, kami tidak bisa cerita karena kalau ada orang yang belum pernah membaca novelnya dan mendengar cerita itu, mereka bisa marah,” kata Peter.

Saat ini memang makin banyak film yang datang dari adaptasi novel best seller. Dari film Hollywood sampai Indonesia. Sayangnya, aalaupun cerita yang disajikan sudah pernah mendapat tanggapan positif dari masyarakat dan mendapat sejumlah penghargaan, tapi belum tentu adaptasinya dalam bentuk film dicintai oleh pembaca novel.

Yang sering muncul, justru sebaliknya. Sangat jarang ada film yang berhasil memvisualisasikan gambar sedetail apa yang kita bayangkan ketika membaca novel. Bahkan, Life of Pi yang menurut saya sangat luar biasa masih dianggap kurang memuaskan untuk sebagian orang yang sudah membaca novelnya lebih dulu.

Tentu nggak gampang untuk mengadaptasi novel menjadi film. Novel punya ruangan yang luas, berlembar-lembar penjelasan detail pun nggak terlalu jadi masalah. Sementara film punya jatah durasi sehingga tingkat detailnya harus di-tone down.

Tapi, The Lord of the Rings adalah serial adaptasi yang berhasil membuktikan bahwa film bisa memuaskan imajinasi pembaca novel. Dari hasil ngobrol dengan banyak teman yang sudah membaca novelnya, mereka mayoritas puas dengan hasil kerja Peter Jackson.

Sekarang, kehebatan Peter Jackson sedang diuji lewat seri film The Hobbit. Seri pertamanya The Hobbit: An Unexpected.

Review yang saya baca sekilas lalu di internet menunjukkan bahwa film ini dibenci dan disukai. IMDB memberikan rating 8,8 dari 10, sementara Rotten Tomatoes memberikan rating 6,5 dari 10. Laura Hudson, salah seorang penulis di Wired menuliskan review tentang film ini dengan headline The Hobbit: An Unexpected Failure, sementara Total Film memberikan full lima bintang untuk film ini.

Saya justru makin penasaran menonton film ini.

Untuk yang ingin tahu plot cerita dan daftar pemain, silakan baca di sini. Tapi, hati-hati spoiler yah!

– The Toilet Post

(Source: Berbagai Sumber)