Film / P/Review

Darah-Darah Segar di The Man with the Iron Fists

Terus terang, saya berminat untuk menonton film ini karena ada nama besar Quentin Tarantino di posternya. Yang kemudian baru saya ketahui ketika menonton film ini adalah bahwa Tarantino hanya berperan sebagai produser, bukan sutradara. Sementara yang menjadi sutradara adalah Rza, seorang produser musik terkenal di Amerika Serikat yang juga teman baik Tarantino. Rza juga menjadi tokoh utama di film ini.

Terlepas bahwa sutradaranya adalah Rza dan bukanlah Tarantino, film ini nggak mengecewakan. Terutama untuk yang suka film martial art semacam Kill Bill dengan darah-darah segar yang muncul di banyak scene.

Dikisahkan dalam film ini, terdapat sebuah desa bernama Jungle Village yang menjadi tempat tinggal sejumlah klan. Pimpinan Klan Singa kemudian dipanggil ke kerajaan untuk mengantarkan emas batangan secara aman dengan imbalan yang luar biasa. Sayangnya, begitu harta berbicara, perseteruan dimulai oleh sesama anggota klan Singa, serta berlanjut ke klan lainnya. Pertarungan memperebutkan kekayaan pun dimulai.

Seperti yang saya sebut di awal tulisan ini, The Man with the Iron Fists penuh dengan darah. Sabetan senjata tajam ada di mana-mana. Uniknya, saya merasa gerak-gerik para aktor dengan senjata tajam tersebut terlihat indah, seperti sebuah pertunjukan seni. Kung Fu yang ditampilkan juga berhasil membawa suasana menjadi makin oriental.

Alasan lain yang membuat saya ingin menonton film ini sebelumnya adalah keberadaan nama besar seperti Russell Crowe dan Lucy Liu. Russell Crowe di film ini menjadi tokoh yang sangat jarang (atau bahkan belum pernah) dia mainkan.

Cerita filmnya memang bukan tergolong sangat luar biasa. Namun, justru dengan rasa ringan itu, The Man with the Iron Fists menjadi tontonan yang menarik. Plus ada beberapa elemen kejutan yang disiapkan.

Banyak kritikus yang menganggap film ini nggak menarik, walau banyak juga yang menyukainya. Tapi, saya merasa The Man with the Iron Fists akan bisa membantu melewati liburan akhir tahun menjadi lebih berwarna… Walau warnanya adalah warna darah, Jendral!

-The Toilet Post

What do you think? Your comments are welcome...

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s