Photography / Travel / What to do

Ramayana Ballet Jogja

Hanoman

Saya yakin banyak yang setuju bahwa Jogjakarta adalah salah satu kota tujuan wisata di Indonesia yang punya aura unik yang belum tentu dimiliki kota lain. Kota besar yang modern, namun juga memiliki nuansa budaya tradisional Jawa yang sangat kuat. Jalanannya sudah mulai penuh kendaraan bermotor, tapi kita tetap bisa melihat orang-orang memakai beskap, jarik, dan blangkon di banyak tempat mengendarai delman.

Hal lain yang membuat saya suka ke Jogjakarta adalah karena kota ini menyimpan banyak sekali cerita, dan orang-orangnya pun cukup senang membagikan cerita-cerita tersebut. Lebih seru lagi karena ada banyak tempat yang menyuguhkan cerita-cerita tadi dalam kemasan yang menarik. Sebut saja Museum Ullen Sentalu atau Sendratari Ramayana.

Di tulisan kali ini, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya menonton Sendratari Ramayana di Jogjakarta, atau yang juga dikenal sebagai Ramayana Ballet.

Rama dan Sinta

Yang membuat pertunjukan ini spesial adalah panggungnya yang open air. Sendra tari Ramayana diadakan di dekat Candi Prambanan. Dari tempat penonton duduk, terutama kalau duduk di bangku VIP, maka Candi Prambanan seolah menjadi background panggung.

Cerita yang dipentaskan pun berdasarkan kisah yang dipahat di Candi Prambanan 1000 tahun silam. Yaitu, kisah Rama Wijaya putra mahkota kerajaan Ayodya menyelamatkan istrinya Dewi Sinta yang diculik Prabu Rahwana Raja Alengkadiraja. Cerita yang mungkin sudah sering kita dengar dari kisah pewayangan, tapi masih tetap menarik untuk dinikmati lagi melalui sendratari.

Candi Prambanan jadi background, diambil dari kursi bukan VIP hihihi

Pertunjukan ini dibagi menjadi empat babak. Yaitu, Penculikan Sinta, Misi Anoman ke Alengka, Kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan Pertemuan Kembali Rama-Sinta.

Salah satu bagian yang paling menarik adalah ketika Anoman menyerang Alengka dan membakar kerajaan tersebut. Dalam adegan ini, lakon Anoman benar-benar membakar properti rumah-rumahan di panggung. Foto di awal tulisan ini adalah gambaran bagaimana ketika Anoman murka.

Foto yang saya jepret memang agak blur, maaf masih nggak jago motret yang bener :p Tapi yang pasti, pengalaman ketika menonton sendratari ini langsung wah sekali. Walaupun tanpa ada dialog, namun gerakan luwes para penari ditambah musik yang seru seolah sudah bisa menceritakan kisah romantis Jawa kuno ini.

Gambar atas, adegan ketika burung Garuda bernama Jatayu, memberi tahu Rama bahwa Snta diculik

Untuk menyaksikan pertunjukan open air ini, pengunjung perlu mengecek jadwal karena sendratari di panggung outdoor nggak dilakukan setiap hari. Coba cek jadwalnya di situs Yogyes ini.

Selain pertunjukan open air, ada juga penampilan sendratari yang dilakukan di dalam ruangan. Saya kebetulan pernah menyaksikan keduanya dan sama-sama puas. Walaupun nggak seheboh ketika open air, menyaksikan pertunjukan di dalam ruangan membuat kita lebih dekat dengan penari. Dan, kita menjadi lebih bisa memperhatikan gerakan-gerakan detail mereka yang sarat makna.

Satu tip dari saya, usahakan ketika menonton pertunjukan ini, salam kondisi sedang segar. Kalau sedang kelelahan, khawatir nggak akan terlalu menikmati. Terutama ketika di pertunjukan open air, angin semilir bisa membuat kita ngantuk. 🙂

– The Toilet Post

What do you think? Your comments are welcome...

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s