Berkali-Kali Menahan Napas Menikmati Pemandangan Sumatera Barat (3-Selesai)
Akhirnya, saya berhasil juga menuntaskan tulisan buat seri Jalan-Jalan ke Sumatera Barat ini. Setelah di seri pertama menceritakan tentang Ngarai Sianok dan sekitarnya, lalu dilanjutkan cerita soal Danau Maninjau di seri kedua, sekarang giliran saya share cerita jalan-jalan saya dan teman-teman ke Goa Ngalau Indah dan Lembah Harau.
Perjalanan kami dimulai agak lebih awal di pagi hari supaya lebih puas untuk melihat satu per satu lokasi wisata.
Istana Pagaruyung
Bang Sonny melajukan mobil ke tujuan pertama, yaitu Istana Pagaruyung. Sayangnya, istana ini sedang dalam renovasi. Sehingga, kami nggak bisa masuk untuk melihat koleksinya. Di sini, pengunjung juga bisa berfoto menggunakan pakaian adat Minangkabau. Tapi, karena kami sudah menjajal foto ala pengantin Minang di hari pertama, jadi untuk sesi Istana Pagaruyung, kami pass dulu.

Istana Pagaruyung, sayangnya sedang direnovasi
Istana Pagaruyung ini adalah istana yang dibuat oleh Kerajaan Pagauyung, Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Sumbar dan sekitarnya. Kerajaan ini runtuh setelah masa Perang Padri, setelah ditandatanganinya perjanjian antara masyarakat adat dengan Belanda yang mengharuskan kawasan kerajaan berada di dalam pengawasan Belanda.
Goa Ngalau Indah
Setelah melihat-lihat sekilas, kami kemudian langsung berpindah tempat ke Goa Ngalau Indah di Payakumbuh. Goa ini sangat mudah diakses dan sudah dilengkapi dengan jalur pejalan kaki untuk turis.

Banyak yang pacaran… :p
Walau jalur pejalan kaki membuatnya kurang natural, ditambah kabel-kabel listrik yang menjuntai, namun goa ini cukup menarik. Terutama karena bentuk lekuk-lekuk goa yang unik. Dengan atap goa yang cukup tinggi, suasana juga terasa lebih mewah.
Kami cukup lama berada di dalam goa karena berusaha mendapatkan foto yang bagus… Dan sayangnya, biar sudah lama pun hasilnya masih biasa-biasa saja :p Hihihi. Ya sudahlah, yang penting happy.

Lekuk dinding goa sangat cantik. Maaf kalau foto ini agak kurang representatif :p
Lembah Harau
Perjalanan semakin seru ketika kami menuju ke Lembah Harau. Perjalanan tersebut adalah highlight dari trip kami hari itu. Kami melewati jalanan yang di kanan kirinya dihiasi sawah dengan pemandangan Gunung Merapi di belakangnya. Waktu hari sudah menjelang siang, kami juga menyempatkan makan siang di sebuah rumah makan bernama Gulai Kambiang Uwan Situjuah.
Rumah makan ini terkenal dengan Gulai Kambing yang mantap, tapi saya paling suka dengan Dendeng Batokoknya. Nanti, saya akan coba bikin tulisan sendiri tentang makanan di rumah makan ini. Tapi, yang ingin saya ceritakan adalah, selain makanannya yang mantap, pemandangan yang disajikan di bagian ujung rumah makan juga dahsyat:

Pemandangan epic sambil makan Dendeng Batokok
Setelah kenyang makan makanan dari Uwan Situjuah, Bang Sonny membawa kami ke Lembah Harau. Pemandangan di sini juga indah karena sawah yang sedang menguning dikelilingi oleh Ngarai dari Lembah Harau.
Rasanya menyenangkan ketika bisa berada di tengah dinding-dinding granit yang tinggi dan cadas. Sementara udara di sekitarnya juga begitu segar.

Momen butuh peyuk… Oops

Random Pic: Saya bergaya antik sedang dipotret Maria, Amel pose sakit gigi. :p -Foto oleh Bang Sonny
Di Lembah Harau, ada juga air terjun yang bisa dinikmati. Tapi, ketika kami ke sana, air terjun tersebut sedang mongering. Jadi, kami memutuskan untuk menikmati sisa waktu dengan duduk-duduk minum kopi di salah satu penginapan bernama Echo Homestay.

Echo Homestay persis di samping Ngarai. Cakep kan…
Pemandangan di Echo Homestay sangat sejuk dan nyaman. Saat kami sedang asyik ngobrol, tiba-tiba muncul beberapa anak yang tinggal di sekitar kawasan Lembah Harau. Mereka kemudian memberi hormat kepada kami seperti prajurit siap perang. Hehehe. Lalu, mereka memanjat naik ke kafe untuk mengajak kami ngobrol. ☺
Cukup lama kami ngobrol di sana, sampai akhirnya karena hari sudah terlalu sore, kami pamit kepada geng kecil itu untuk pulang ke Bukittinggi. Mereka mengantar kami sampai ke tepi jalan dan menunggui mobil kami berjalan sambil melambaikan tangan. Rasanya hati jadi meleleh senang. Hehehe.

Ini hormat tanpa diminta lho… :p Cute kiddos
Hari Terakhir di Sumatera Barat
Setelah pulang dari Lembah Harau, kami tidak lagi menginap di tengah kota Bukittinggi, melainkan agak ke pinggiran di Aie Angek Cottage di kawasan Padang Panjang.
Cottage ini menawarkan pemandangan pagi yang indah. Karena begitu membuka kamar di pagi hari, kita akan bisa langsung melihat pemandangan gunung berapi dan kebun sederhana warga. Udaranya pun segar.
Karena itu, di hari terakhir, kami memang sengaja nggak banyak beraktivitas, melainkan lebih menikmati pagi di cottage. Baru menjelang siang kami beranjak kembali ke Padang.
Dalam perjalanan ke Padang, kami melewati Danau Kembar di Solok. Danau ini disebut kembar karena ada dua danau yang berjajar berdampingan. Tapi, agak sulit untuk bisa mendapatkan foto dua danau itu berjajar karena memang nggak ada observation deck khusus.
Tapi, yang menarik adalah justru perjalanan menuju Danau Kembar karena mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan serbahijau dari perkebunan teh. Jadi, jangan tidur! :p
Sebelum terbang malam harinya, kami juga sempat dapat kado perpisahan dari Sumatera Barat berupa sunset yang indah di Padang…

Pantai Pasir Jambak Padang…
Semoga suatu saat saya bisa kembali lagi ke sana dan eksplor ke tempat-tempat lain yang katanya nggak kalah seru!
Link:
– Echo Homestay
– Aie Angek
Foto-foto: Aziz Hasibuan dan Bang Sonny
– The Toilet Post
Pingback: Sate Super Mak Syukur | Food & Travel
Pingback: West Sumatra’s Canyon | Food & Travel
keren abis photo-photonya mas.asik juga kalau bisa berwisata bersepeda melewati Lembah Harau.
kunjungi kami.A Journey Advanture : Bike To Harau. terima kasih